Sabtu, 18 April 2015

Pelilinan

ACARA IV
PELILINAN

A.  TUJUAN
1.        Agar dapat mengetahui pengaruh pelilinan terhadap penyimpanan buah.
2.      Agar agar mahasiswa mampu melakukan pelilinan pada buah-buahan.

B.     DASAR TEORI
Penyimpanan dengan cara pelapisan lilin betujuan untuk menutupi pori-pori kulit buah sehingga dapat menghambat/ menekan laju proses respirasi dan transpirasi yang terjadi pada buah. Buah pisang yang hendak disimpan diberi lapisan lilin dengan cara dicelupkan kedalam larutan lilin. Tebal tipisnya lapisan lilin berpengaruh terhadap daya simpan buah. Pelapisan yang terlalu tebal akan menyebabkan buah menjadi cepat rusak karena seluruh pori-pori kulit buah tertutup sehingga menjadi respirasi anaerob yang menyebabkan kerusakan (Cahyono 2009).
Pelilinan selain untuk memperbaiki penampilan kulit buah, pelilinan bertujuan untuk memperpanjang daya simpan, mencegah susut bobot buah, menutup luka atau goresan kecil, mencegah timbulnya jamur, mencegah busuk dan mempertahankan warna.
Lilin (wax) yang digunakan untuk pelapisan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu: tidak mempengaruhi bau dan rasa buah, cepat kering, tidak lengket, tidak mudah pecah, mengkilap dan licin, tipis, tidak mengandung racun, harga murah dan mudah diperoleh. Biasanya, buah tersebut dilapisi dengan sejenis lilin ini akan menghambat penguapan saat proses pembusukan buah. Lapisan lilin biasanya ditemui pada buah impor seperti jeruk, apel, pear, mangga (Anis 2009)
Perawatan lilin menunjukkan lilin yang melambat pelunakan buah proses serta degradasi pektin. Pengobatan lilin secara signifikan dapat menurunkan intern pencoklatan dan gejala sifat tepung daging nanas buah-buahan. Perawatan dengan lilin juga menghasilkan perubahan dalam penurunan berat badan. Penurunan berat badan Buah terutama terkait dengan respirasi dan penguapan kelembaban melalui kulit. Lilin bertindak sebagai hambatan, sehingga membatasi perpindahan air dan melindungi kulit buah dari luka pada kulit (Hu et.al 2011).
Pelilinan dapat mencegah kehilangan air 30 – 50 % dari kondisi umum. Tebal lapisan lilin harus seoptimal mungkin. Jika lapisan terlalu tipis maka usaha dalam menghambatkan respirasi dan transpirasi kurang efektif. Dengan konsentrasi lilin yang semakin tinggi menutupi permukaan buah maka kehilangan air akibat transpirasi dapat dicegah sehingga persentase susut bobot kecil. Semakin tinggi konsentrasi lilin mengakibatkan semakin kecilnya rongga udara sehingga proses respirasi dan oksidasi semakin lambat dan proses degradasi klorofil terhambat, dengan demikian perubahan warna buah semakin lambat (Andi 2013).

C.   ALAT DAN BAHAN
·         Beaker glass
·         Gelas ukur
·         Panci
·         Kompor
·         Timbangan analitik
·         Kuas
·         Pengaduk Kaca
·         Termometer
·         Lilin lebah
·         Parafin
·         Akuades
·         Asam Oleat
·         TEA
·         Apel
·         Sterofoem
·         Wrapping Plastic

 D.   CARA KERJA
1.     Siapkan alat dan bahan
2.    Bersihkan buah-buahan yang akan dilapisi lilin
3.    Timbang buah yang akan diberi lapisan lilin
4.   Buat emulsi lilin 6 % . Emulsi lilin 6 % : lilin lebah / parafin 60 gram dipanaskan sampai mencair, matikan api, tambahkan TEA 20 ml dan asam oleat 10 ml, aduk-aduk sampai rata. Panaskan diatas api sedang, masukan 910 ml akuades sambil diaduk. Setelah larutan tercampur rata, dinginkan hingga suhu di bawah 270C
5.    Setelah lilin dingin  atau di bawah 270C, lakukan pelilinan pada buah menggunakan kuas sampai rata, setelah itu buah dikeringanginkan , kemudian ditimbang untuk mengetahui berat lapisan lilin
6.   Buah yang telah dilapisi lilin dikemas menggunakan plastik wrap, disimpan di suhu kamar dan suhu dingin
7.    Setelah 1 minggu buah diamani lagi berat, penampakan , tekstur , bentuk dan rasanya. Bandingkan dengan pengukuran awal sebelum diberi perlakuan.



E. HASIL
Pengamatan
Sampel : Jeruk
Sifat
Keadaan awal sebelum dilakukan pelilinan
H0 setelah setelah dilakukan pelilinan
K1
K2
P1
P2
P3
P4
K1
K2
P1
P2
P3
P4
Berat
104,5
97,8
99,90
99,33
93,06
82,78
104,5
97,8
99,91
99,34
93,06
82,78
Warna
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Aroma
Aroma khas
Aroma khas
Aroma khas
Aroma khas
Aroma khas
Aroma khas
Aroma khas
Aroma khas
Aroma khas
Aroma khas
Aroma khas
Aroma khas
Kesegaran
Segar
Segar
Segar
Segar
Segar
Segar
Segar
Segar
Segar
Segar
Segar
Segar
Tekstur
Keras
Keras
Keras
Keras
Keras
Keras
Keras
Keras
Keras
Keras
Keras
Keras
Rasa
Manis
Manis
Manis
Manis
Manis
Manis
Manis
Manis
Manis
`Manis
Manis
Manis

Sifat
Minggu ke - 1
K1
K2
P1
P2
P3
P4
Berat
102,62
97,39
99,03
98,54
90,85
82,28
Warna
Kuning
Hijau
Kuning
Hijau
Coklat
Hijau Kuning
Aroma
Khas
apel
Khas
apel
Khas apel
Khas Apel
Asam
Segar
Kesegaran
Segar
Segar
Segar
Ada Kerutan
Asam

Tekstur
Bagus
Bagus
Berubah
Berubah


Rasa
Manis
Manis
Kecut
Kecut


Keterangan :
1.        Kontrol 1     : Tanpa lilin suhu ruang
2.      Kontrol 2     : Tanpa lilin suhu dingin
3.      Perlakuan 1 : Parafin 6 % - suhu ruang
4.     Perlakuan 2 : Parafin 6 % - suhu dingin
5.      Perlakuan 3 : Lilin lebah 6 % suhu ruang
6.     Perlakuan 4 : Lilin lebah 6 % suhu dingin



F.  PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel hasil pengamatan setelah 2 minggu menunjukan bahwa :
1.     Berat buah apel tidak berubah
2.    Warna :
a.   Buah apel yang berada dalam kulkas tidak berubah, sedangkan pada suhu ruang cenderung berubah menjadi hijau pucat
b.   Buah jeruk yang berada dalam kulkas tidak berubah, sedangkan pada suhu ruang cenderung berubah menjadi kuning pucat
3.    Aroma :
a.   Buah apel yang berada dalam kulkas tidak berubah, sedangkan pada suhu ruang cenderung berubah menjadi bau busuk.
b.   Buah jeruk yang berada dalam kulkas tidak berubah, sedangkan pada suhu ruang cenderung berubah menjadi bau busuk.
4.   Kesegaran
a.   Buah apel yang berada dalam kulkas tidak berubah, sedangkan pada suhu ruang cenderung berubah.
b.   Buah jeruk yang berada dalam kulkas tidak berubah, sedangkan pada suhu ruang cenderung berubah.
5.    Tekstur
a.   Buah apel yang berada dalam kulkas tidak berubah, sedangkan pada suhu ruang cenderung berubah dimana kulit menjadi kerut dan buah menjadi lembek.
b.   Buah jeruk yang berada dalam kulkas tidak berubah, sedangkan pada suhu ruang cenderung berubah kulit menjadi kerut dan buah menjadi lembek.
6.   Rasa
a.      Buah apel yang berada dalam kulkas tidak berubah tetap manis, sedangkan pada suhu ruang cenderung berubah menjadi kecut.
b.      Buah jeruk yang berada dalam kulkas tidak berubah, sedangkan pada suhu ruang cenderung berubah menjadi hambar.

G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan pelilinan pada buah apel dan jeruk menunjukan bahwa penyimpanan pada suhu dingin (kulkas) mampu menjaga buah lebih tahan lama dibandingkan dengan suhu ruang.

H. PUSTAKA
Puspojati, Endah, dkk. 2014. Petunjuk Praktikum PTHP, STPP Jurluhtan Yogyakarta (untuk kalangan sendiri)
Puspojati, Endah. 2014. Materi Kuliah PTHP, STPP Jurluhtan Yogyakarta (untuk kalangan sendiri)
Apandi, Muhidin.  1984.  Teknologi Buah dan Sayuran.  Bandung : Penerbit Alumni
Handayani.  1994.  Pasca Panen Hasil Pertanian.  Surakarta : Sebelas Maret University Press.


1 komentar:

  1. J.C. casinos and their employees working at
    J.C. casinos and 군산 출장샵 their employees working at J.C. casinos and their employees working at J.C. casinos and their employees working at J.C. casinos and their employees working 여주 출장샵 at J.C. casinos and their employees working at J.C. casinos and their employees working at J.C. casinos and their employees working at J.C. casinos and their employees working at J.C. casinos and their 익산 출장샵 employees working at J.C. casinos and their employees working at J.C. casinos and their employees working at J.C. casinos and their employees working at J.C. casinos and employees working at J.C. resorts and 천안 출장마사지 casinos and employees working at J.C. Casinos and 평택 출장안마 employees working at J.C. casinos and employees working at J.C. casinos and employees who have a gambling problem? — What are the

    BalasHapus