ACARA V
MODIFIKASI
ATMOSFER
A. TUJUAN
1.
Agar mahasiswa mampu melakukan metode modifikasi atmosfer untuk memper-panjang
umur simpan produk hortikultura.
2.
Mahasiswa mampu mengidentifikasi
perubahan-perubahan karakteristik mutu produk segar akibat pengemasan selama
penyimpanan.
B. DASAR TEORI
Produk pertanian baik buah maupun sayur merupakan jenis
produk yang cepat rusak, baik kerusakan fisik, tekstur maupun kandungan kimia.
Pada dasarnya kerusakan kwalitas buah dikarenakan oleh berbagai macam faktor
seperti terjadinya luka, gangguan patogen, respisari, transpirasi dan
faktor-faktor lainnya. Akibatnya produk tersebut mengalami penurunan kandungan
gizi, perubahan warna serta komponen lain yang dapat berakibat pada menurunnya
nilai jual maupun daya tarik produk pertanian tersebut. Teknik pengemasan yang sering dilakukan untuk
memperpanjang umur simpan buah antar lain yaitu modified atmosphere atau modified
atmosphere packaging (MAP). Fungsi modified atmosphere packaging dalam pengawetan produk pertanian
adalah melindungi produk dari
kerusakan fisik, perubahan-perubahan kemis, dan kontaminasi mikrobial. Jadi MPA mempertahankan, memperpanjang masa simpan, kualitas produk. Bahan-bahan pengepak disesuaikan dengan tujuan pengepakan, tipe
produk, misalnya produk segar,
beku, dll. Pengemasan akan melindungi produk
selama penyimpanan, distribusi dan pemasaran. Persyaratan pengemasan berhubungan dengan transmisi
oksigen, kadar uap air, kelenturan, kekuatan, ketahanan , kedap lemak , minyak,
temperatur, kelembaban, dan tipe produk.
MAP melibatkan produk yang diekspose dengan atmosfir yang
digenerasi dalam kemasan akibat interaksi dari produk, kemasan dan atmosfer
eksternal. MAP adalah suatu sistem yang dinamis dimana respirasi dan
keluar-masuknya gas melalui kemasan terjadi bersamaan. Keluar-masuknya gas O2
dan CO2 pada kondisi suhu dan kelembaban penyimpanan yang sama dengan produk
yang sama pula adalah ditentukan oleh permeabilitas dari kemasan yang
digunakan. Permeabilitas plastik terhadap gas O2 dan CO2 semakin berkurang
dengan semakin tebalnya plastik tersebut. Hal ini berimplikasi pula pada
kondisi minimum dari konsentrasi O2 dan kondisi maksimum dari konsentrasi CO2
yang dicapai. Semakin tipis plastik maka kondisi minimum konsentrasi O2 adalah
lebih tinggi dan kondisi maksimum konsentrasi CO2 lebih rendah dibandingkan
dengan plastik lebih tebal (Utama dkk,
2005).
Modifikasi atmosfer merupakan proses penanganan pasca panen
yang tergolong alamiah dan bebas bahan kimia serta memiliki prosedur yang lebih
mudah dan memungkinkan untuk dilakukan diman saja karena hanya menggunakan
peralatan yang sederhana. Pengemasan berbeda dengan penyimpanan pada ruang
dingin. Pada penyimpanan produk pertanian di suhu dingin atau suhu rendah
memang juga dapat menghambat kegiatan respirasi, sehingga menunda pelunakan,
perubahan warna, perubahan mutu, serta proses kimiawi lain pada buah, namun
penyimpanan pada suhu dingin atau lemari es dapat menyebabkan terjadinya
pembekuan sel, karena sebagian besar sel tersusun dari larutan atau cairan yang
dapat menbeku di suhu dingin, sehingga apabila disimpan dilemari es, sel akan
pecah akibatnya buah yang disimpan kadar airnya akan lebih cepat turun
(Amiarsi, 2012).
C. ALAT DAN BAHAN
1.
Alat
Timbangan analitik, thermometer, gas CO2, stoples, wash
2.
Bahan
Tomat, jeruk, mangga
D. LANGKAH KERJA
1.
Siapkan alat dan bahan
2.
Timbang buah yang akan diperlakukan MA
3.
Masukan buah ke dalam stoples
kaca/plastik, kemudian tutup rapat
dengan wash , beri lubang kecil untuk memasukan gas CO2
4.
Masukan gas CO2 menggunakan
jarum/selang secil kemudian tutup rapat dengan wash atau lakban
5.
Simpan buah yang telah diberi MA dalam suhu kamar
6.
Amati setiap hari perubahan yang
terjadi (perubahan warna, peruahan berat dan perubahan tekstur). Bandingkan buah
yang tidak diberi perlakuan gas CO2 (kontrol).
E. HASIL PENGAMATAN
Sampel: Jeruk
No
|
Pengamatan
|
Sebelum
perlakuan
|
Hari ke 7
|
||
1
|
Berat
|
117,2
|
109,9
|
111,03
|
107,01
|
2
|
Warna
|
Hijau kekurangan
|
Kuning
|
Kuning
|
Kuning
|
3
|
Tekstur
|
Agak keras
|
Lembut
|
Lembut
|
Lembut
|
4
|
Rasa
|
Kontrol (K) : tanpa diberi gas CO2
Perlakuan : 1x Pencet gas CO2
F. PEMBASAHAN
Dari data hasil
praktikum yang diperoleh bahwa perlakuan pengemasan pada sayuran dan buah
mengalami cepat terjadinya pembusukan.Hal ini menunjukkan bahwa wadah plastic
yang kedap udara berpengaruh terhadap permeasi oksigen dan mempercepat proses
dehidrasi. Sayur dan buah-buahan mengandung air sangat tinggi sekitar 75-95 %
dengan kelembaban 98 %. Jika sayur dan buah-buahan tersebut berada pada kondisi
di bawah normal, maka akan terlihat layu akibat dehidrasi. Pengemasan yang baik
dapat memperpanjang kesegaran sayur dan buah-buahan dengan mencegah proses
kelayuan tersebut. Kecepatan dehidrasi tergantung dari jenis produk yang
dikemas dan jenis bahan pengemas yang digunakan. Pemberian lubang-lubang
perforasi pada pengemas plastik bertujuan untuk permeasi oksigen dan tidak
berpengaruh nyata terhadap dehidrasi. Selain kerusakan anaerobik,
mikroorganisme juga merupakan penyebab kerusakan pada sayur dan buah.
Pengemasan
merupakan suatu cara dalam memberikan kondisi sekeliling yang tepat bagi bahan
pangan dan dengan demikian membutuhkan pemikiran dan perhatian yang besar. Atas
dasar hal tersebut maka penting kita mengetahui peranan pengemasan dalam bahan
pangan. Pemilihan pengemasan untuk suatu bahan pangan pun harus diberikan
perhatian lebih, dibandingkan biasanya. Bahan pengemas yang digunakan haruslah
cocok, tidak berbahaya, serta dapat memperpanjang umur simpan. Sayur dan buah
merupakan bahan pangan yang sangat rentan sekali terhadap kerusakan. Bahan
pengemas yang digunakan harus dapat meencegah segala kerusakan dan
mempertahankan karakteristik dari sayur dan buah tersebut. Sayur dan buah
merupakan bahan pangan yang kaya akan kandungan-kandungan gizi, air, dan masih
mengalami respirasi setelah pemanenan. Semua faktor-faktor tersebut harus dapat
tertangani oleh pengemasan yang baik. Setelah pemanenan, sayur dan buah-buahan
masih melakukan respirasi dengan menggunakan oksigen. Bila persediaan oksigen
terbatas, maka akan terjadi reaksi-reaksi kimia yang menghasilkan sedikit
alkohol, dan akan dihasilkan juga perubahan bau dan cita rasa serta rusaknya
sel tanaman. Keadaan ini dikenal sebagai kerusakan atau kebusukan anaerobik dan
dapat berlangsung dalam beberapa jam.
Pengemasan tidak
selalu menjamin produk segar bebas dari kerusakan. Pengemasan yang kurang baik
dapat mempercepat proses kerusakan tersebut. Dua faktor penting dalam mendesain
suatu kemasan adalah respirasi dan transpirasi karena kedua faktor ini
berhubungan erat dengan tingkat kerusakan dan dari setiap komoditi
berbeda-beda. Jenis kemasan yang baik dalam pre-packing sayur dan buah-buahan
segar yaitu harus memiliki permeabilitas yang tinggi terhadap gas, harus tembus
pandang, harus kuat dalam perlakuan-perlakuan transportasi, harus didesain
dengan baik sehingga transpirasi dari produk dapat diatur dan mengkerutnya
produk dapat ditekan, serta harus ada lubang-lubang perforasi. Setiap komoditi memiliki kecepatan respirasi
yang berbeda-beda. Jika produk memiliki kecepatan respirasi yang rendah, hal
ini berarti bahwa produk tersebut tidak terlalu banyak membutuhkan oksigen.
Sehingga jumlah lubang-lubang perforasi yang digunakan pun sedikit.
Dari data hasil
pengamatan untuk pengemasan menunjukkan bahwa pemberian perlakuan pengemasan
pada produk sayur-sayuran yaitu pada kangkung, sawi, dan bayam mengalami
tingkat pembusukan, perubahan warna, dan pelembekan yang cepat. Hal ini
dikarenakan bahwa wadah plastic yang digunakan adalah wadah yang kedap udara
sehingga berpengaruh terhadap permeasi oksigen dan mempercepat proses dehidrasi
pada sayuran tersebut. Selain itu tempat peyimpanan yang suhunya terlalu panas
juga menyebabkan sayur cepat mengalami pembusukan, sebaiknya sayur diperlakukan
dengan member pengemas yang kontak langsung dengan udara agar sayur tetap
segar. Dan penyimpanan yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah dengan
menumpuk sayuran yang dikemas sehingga sayuran akan tertekan dan dari tekanan
tersebut air yang terkandung dalam sayuran akan kelur sehingga sayuran cepat
layu dan cepat mengalami pembusukan. faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan
bahan pangan sehubungan dengan kemasan yang digunakan dapat digolongkan menjadi
dua golongan, yaitu golongan pertama kerusakan ditentukan oleh sifat alamiah
dari produk dan tidak dapat dicegah dengan pengemasan, misalnya perubahan
kimia, biokimia, fisik serta mirobiologi; sedangkan golongan kedua, kerusakan
yang ditentukan oleh lingkungan.
G.
KESIMPULAN
1.
Penyimpanan
produk pada suhu ruang mengakibatkan produk mengalami dehidrasi dan pelayuan.
2.
Penyimpanan
produk pada suhu rendah dapat mengurangi respirasi, dehidrasi, dan
pelayuan.
3.
Produk
memiliki kecepatan respirasi yang rendah, sehingga produk tersebut tidak
terlalu banyak membutuhkan oksigen sehingga jumlah lubang-lubang perforasi yang
digunakan sedikit.
4.
Plastik
untuk pengemas sayuran lebih baik adalah dengan menggunakan plastik yang tidak
kedap udara.
5.
Dari
data pengamatan pengemasan dengan
menggunakan plastic kedap udara menghasilkan tingkat pembusukan yang ebih cepat
pada komoditas sayuran.
H.
DAFTAR PUSTAKA
Kotinoja,
Lisa, dan Adel A Kader. 2002.
Praktik-praktik Penanganan Pascapanen
Skala Kecil: Manual untuk Produk Holtikultura (Edisi ke 4) diterjemahkan
oleh
I Made S Utama. Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana,
Denpasar Bali.
Heru, Rezki. 2013. “Modifikasi Atmosfer
dengan Pengemasan”. Diakses dari
www.blogspot.com pada 29 Maret 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar