ACARA VIII
GRADING JAHE SEGAR
A. TUJUAN
Tujuan praktikum adalah
1.
Melakukan pencucian jahe segar
menggunakan air mengalir
2.
Pengkelasan jahe sesuai standar mutu
3.
Menghitung kadar air jahe segar
B.
DASAR
TEORI
Sortasi pada bahan segar pada jahe dilakukan
untuk memisahkan rimpang dari kotoran berupa tanah, sisa tanaman, dan gulma.
Setelah selesai, timbang jumlah hasil penyortiran dan tempatkan dalam wadah
plastik untuk pencucian. Pencucian dilakukan dengan air bersih, bila perlu
disemprot dengan air bertekanan tinggi. Amati air bilasannya dan jika masih
terlihat kotoran lakukan pembilasan sekali atau dua kali lagi. Hindari
pencucian yang terlalu lama agar kualitas dan senyawa aktif yang terkandung
didalamnya tidak larut dalam air.
Pemakaian air sungai harus dihindari
karena dikhawatirkan telah tercemar kotoran dan banyak mengandung bakteri/
penyakit. Setelah pencucian selesai, tiriskan dalam tray/wadah yang
berlubang-lubang agar sisa air cucian yang tertinggal dapat dipisahkan, setelah itu tempatkan dalam
plastik/ ember.
Jika perlu proses peranjangan,
dilakukan dengan pisau stainless steel dan alasi bahan yang akan diranjang
dengan talenan. Peranjangan rimpang dilakukan melintang dengan ketebalan
kira-kira 5 m- 7 m. Setelah peranjangan, timbang hasil dan taruh dalam wadah
plastik atau ember. Peranjangan dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin
pemotong.
Pengeringan dapat dilakukan dengan 2
cara, yaitu dengan sinar mata hari atau alat pemanas/oven. Pengeringan rimpang
dilakukan 3-5 hari, atau setelah kadar air dibawah 8%. Pengeringan dengan sinar
mata hari dilakukan diatas tikar atau rangka pengering, plastik rimpang tidak
saling menumpuk. Selama pengeringan harus dibolak-balik kira-kira setiap 4 jam
sekali agar pengeringan merata. Lindungi rimpang tersebut dari air, uadara yang
lembab dan bahan-bahan sekitarnya yang bisa mengkontaminasi.
Setelah bersih, rimpang yang kering
dikumpulkan dalam wadah kantong plastik atau karung yang bersih dan kedap udara
(belum pernah dipakai sebelumnya). Berikan label yang jelas pada wadah tersebut, yang menjelaskan
nama bahan, bagiaan dari tanaman itu, nomor/kode produksi, nama/alamat
penghasil, berat bersih dan metode penyimpanannya. Kondisi gudang harus dijaga
agar tidak lembab dan suhu tidak melebihi 30oC dan gudang harus
memiliki ventilasi baik dan lancar, tidak bocor, terhindar dari kontaminasi
bahan lain yang menurunkan kualitas bahan yang bersangkutan, memiliki
penerangan yang cukup (hindaari dari mata hari langsung), serta berasih dan
terbebas dari hama gudang.
C.
ALAT
DAN BAHAN
1.
Wadah 2 buah
2.
Kran air
3.
Jahe
4.
Kipas angin
5.
Botol timbang
6.
Oven
7.
Desikator
8.
Timbangan digital
D.
CARA
KERJA
1.
Timbang 1 kg jahe segar
2.
Cuci menggunakan air mengalir sampai
bersih
3.
Kering anginkan
4.
Amati kondisi fisik jahe
5.
Klasifikasikan kedalam berbagai mutu
sesuai standar
6.
Hitung kadar air yang menggunakan
metode oven
E.
HASIL
Hasil
pengamatan dapat dilihat pada tabel 1 berikut :
Tabel
1 Hasil Pengamatan
No
|
Indikator Uji
|
Mutu
|
1
|
Berat Rimpang
|
68,21 gr
|
2
|
Telur Nematoda
|
-
|
3
|
Rimpang Luka
|
40%
|
4
|
Pengotor
|
2%
|
5
|
Jamur
|
50%
|
6
|
Kadar Air
|
91,27%
|
Dari
tabel 1 dibandingkan dengan standar perdagangan, mutu rimpang jahe segar
kategorinya sebagai berikut.
Pengkelasan
jahe segar
1.
Mutu I: bobot 250 g/rimpang, kulit
tidak terkelupas, tidak terdapat benda asing dan pengotoran dan tidak berjamur
2. Mutu
II: bobot 150-249 g/rimpang, kulit tidak terkelupas, tidak terdapat benda asing
dan pengotoran dan tidak berjamur
3. Mutu
III: bobot dibawah 150 g/rimpang atau sesuai hasil analisis, kulit yang
terkelupas maksimum 10%, benda asing maksimum 35 dan kapang maksimum 10%.
Hasil
pengamatan sampel tidak masuk dalam gret manapun atau tidak memenuhi kriteria
SNI.
F.
PEMBAHASAN
Sortasi adalah pemisahan bahan yang
sudah dibersihkan ke dalam berbagai fraksi kualitas berdasarkan karakteristik
fisik (kadar air, bentuk, ukuran, berat jenis, tekstur, warna, benda asing/ kotoran),
kimia (komposisi bahan, bau dan rasa ketengikan) dan biologis (jenis dan jumlah
kerusakan oleh serangga, jumlah mikroba dan daya tumbuh khususnya pada bahan
pertanian berbentuk bijian).
Ada dua macam proses sortasi, yaitu
sortasi basah dan sortasi kering. Sortasi basah dilakukan pada saat bahan masih
segar. Proses ini untuk memisahkan kotorann-kotoran atau bahan-bahan asing
lainnya dari bahan simplisia. Misalnya dari simplisia yang dibuat dari akar
suatu tanaman obat, maka bahan-bahan asing seperti tanah, kerikil, rumput,
batang, daun, akar yang telah rusak, serta pengotoran lainnya harus dibuang.
Hal tersebut dikarenakan tanah merupakan salah satu sumber mikrobia yang
potensial. Sehingga, pembersihan tanah dapat mengurangi kontaminasi mikroba
pada bahan obat.
Sedangkan sortasi kering pada dasarnya
merupakan tahap akhir pembuatan simplisia. Tujuan untuk memisahkan benda-benda
asing seperti bagian-bagian tanaman yang tidak diinginkan dan pengotoran lain
yang masih tertinggal pada simplisia kering. Sortasi dapat dilakukan dengan
atau secara mekanik.
a.
Tujuan sortasi
1)
Untuk memperoleh simplisia yang
dikehendaki, baik kemurnian maupun kebersihan
2)
Memilih dan memisahkan simplisia yang
baik dan tidak cacat
3)
Memisahkan bahan yang masih baik
dengan bahan yang rusak akibat kesalahan panen atau serangan patogen, serta
kotoran berupa bahan asing yang mencemari
tanaman obat.
b.
Bahan yang dapat disortasi
Semua simplisia baik berupa
daun, batang, rimpang, korteks, buah, akar, biji, dan bunga.
c.
Batasan yang disortasi
Pada dasarnya, penyortiran bahan
tanaman obat dilakukan sesuai dengan jenis simplisia yang akan digunakan. Hal
tersebut dikarenakan perlakuan terhadap setiap jenis simplisia berbeda. Berikut
ini adalah beberapa contoh batasan penyortiran terhadap beberapa simplisia:
1)
Simplisia daun
Yang diambil adalah daun yang berwarna
hijau muda sampai tua. Yang dibuang adalah daun yang berwarna kuning atau
kecoklatan.
2)
Simplisia bunga
Misal pada simplisia bunga srigading, yang
dibuang adalah tangkai bunga dan daun yang terikut saat panen
3)
Simplisia
Misal pada daun kopi, sortasi buah
dilakukan untuk memisahkan buah yang superior (masak, bernas, seragam) dari
biah inferior (cacat, hitam, pecah, berlubang dan terserang hama/penyakit).
Kotoran seperti daun, ranting, tanah dan kerikil harus dibuang, karena dapat
merusak mesin pengupas. Pada simplisia buah Adas, buah yang sudah kering
dipisahkan dari tangkainya dengan cara memukul batang atau tangkai buah
sehingga buah adas lepas
4)
Simplisia rimpang
Biasanya, pada simplisia rimpang seringkali
jumlah akar yang melekat pada rimpang terlampau besar, sehingga harus dibuang.
Perlakuan :
1.
Pencucian
Pencucian dilakukan dengan air bersih, bila perlu
disemprot dengan air bertekanan tinggi. Hindari pencucian yang terlalu lama
agar kualitas dan senyawa aktif yang terkandung didalamnya tidak larut dalam
air.
2.
Pengkelasan jahe sesuai standar mutu
Pengkelasan jahe segar
ü Segar
Jahe dinyatakan
segar apabila kulit jahe tampak halus/tidak mengkerut, kaku, dan mengkilat
ü Bentuk rimpang utuh
Rimpang jahe dinyatakan utuh apabila maksimal 2 anak rimpang patah pada pangkalnya
Rimpang jahe dinyatakan utuh apabila maksimal 2 anak rimpang patah pada pangkalnya
ü Rimpang tidak bertunas
Apabila salah satu atau beberapa ujung dari rimpang telah bertunas
Apabila salah satu atau beberapa ujung dari rimpang telah bertunas
ü Kenampakan irisan melintang cerah
Bila diiris melintang pada salah satu rimpangnya dinyatakan cerah apabila penampangnya berwarna cerah khas jahe segar
Bila diiris melintang pada salah satu rimpangnya dinyatakan cerah apabila penampangnya berwarna cerah khas jahe segar
ü Tidak ada serangga hidup, hama atau penyakit lain
Semua organisme yang dapat dilihat dengan mata tanpa pembesaran
Semua organisme yang dapat dilihat dengan mata tanpa pembesaran
ü Tidak ada rimpang yang terluka/terkelupas
rimpang yang luka pada jaringan endodermis
rimpang yang luka pada jaringan endodermis
ü Tidak ada rimpang busuk
Rimpang dinyatakan busuk bila terdapat bagian yang lebih lunak yang disebabkan jamur atau bakteri dari rimpang yang masih segar (umumnya berbau)
Rimpang dinyatakan busuk bila terdapat bagian yang lebih lunak yang disebabkan jamur atau bakteri dari rimpang yang masih segar (umumnya berbau)
ü Tidak ada telur nematode
Jumlah telur nematoda yang ditemukan dalam tiap gram cuplikan kering
Jumlah telur nematoda yang ditemukan dalam tiap gram cuplikan kering
3.
Menghitung kadar air jahe segar
Faktor- faktor yang memengaruhi kadar air bahan pangan diantaranya
adalah daya simpan bahan, jenis air yang terkandung (air terikat dan air
bebas), kadar air basis basah dan kadar air basis kering, aktivitas air,
kelembaban mutlak dan kelembaban relatif, serta sifat fisik dari bahan.
Perhitungan
kadar air pada jahe, sebagai berikut.
48,86 -
|
46,97
|
=
|
1,89
|
x
100%
|
=
91,75%
|
||
48,86 -
|
46,80
|
2,0
|
|
= 90,78%
|
|||
|
|
|
|
|
|||
53,56 -
|
51,69
|
=
|
1,87
|
x 100%
|
|||
53,56 -
|
51,50
|
2,06
|
|||||
|
|
|
|
|
91,75% + 90,78%
|
=
91,27%
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
G.
KESIMPULAN
1.
Melakukan pencucian jahe segar
Pencucian dilakukan dengan air bersih, jika perlu
disemprot dengan air bertekanan tinggi. Amati air bilasannya dan jika masih
terlihat kotor lakukan pembilasan sekali atau dua kali lagi. Hindari pencucian
yang terlalu lama agar kualitas dan senyawa aktif yang terkandung didalam tidak
larut dalam air. Pemakaian air
sungai harus dihindari karena dikhawatirkan telah tercemar kotoran dan banyak
mengandung bakteri/ penyakit.
2.
Pengkelasan jahe sesuai standar mutu
No
|
Indicator Uji
|
Mutu
|
1
|
Berat Rimpang
|
68,21
gr
|
2
|
Telur Nematoda
|
-
|
3
|
Rimpang Luka
|
40%
|
4
|
Pengotor
|
2%
|
5
|
Jamur
|
50%
|
6
|
Kadar Air
|
91,27%
|
Keterangan.
Tingkat mutu jahe rendah (simple grade) adalah tingkat mutu gabah tidak memenuhi persyaratan
tingkat mutu I, II dan III dan tidak memenuhi persyaratan kualitatif.
3.
Menghitung kadar air jahe segar
Penetapan kadar air dengan metode destilasi digunakan
untuk penetapan kadar air pada bahan makanan yang banyak mengandung air,
contohnya adalah rempah-rempah. Pada praktikum sampel yang digunakan adalah
jahe. jahe memiliki tekstur yang agak keras sehingga tahan pada pemanasan
tinggi. Sampel tersebut mengandung banyak minyak volatil, sehingga dapat
dibedakan antara air dan senyawa yang volatil. Dalam metode destilasi digunakan
pelarut yaitu xylene. Sampel yang akan di destilasi sebelumnya di potong
terlebih dahulu ke dalam ukuran yang lebih kecil dan halus. Hal ini dilakukan
agar sel-sel pada bahan akan pecah hingga keluarnya cairan dari bahan akan
lebih mudah.
Tabel hasil pengamatan dapat dilihat dibawah ini :
Tabel hasil pengamatan dapat dilihat dibawah ini :
Hasil
perhitungan.
48,86 -
|
46,97
|
=
|
1,89
|
x
100%
|
=
91,75%
|
||
48,86 -
|
46,80
|
2,0
|
|
= 90,78%
|
|||
|
|
|
|
|
|||
53,56 -
|
51,69
|
=
|
1,87
|
x 100%
|
|||
53,56 -
|
51,50
|
2,06
|
|||||
|
|
|
|
|
91,75% + 90,78%
|
=
91,27%
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
Kadar air jahe = 91,27%
H.
DAFTAR
PUSTAKA
Agromaret.
2011. “Kegiatan Pasca Panen Jahe”. Diakses dari www.agromaret.com
pada
01 April 2015 jam 21:09 AM
Nisa,
Evi. 2013. “Praktikum Kadar Air Metode Destilasi”. Diakses dari
www.blogspot.com pada 01 April 2015 jam
21:15 AM
Aws,
Evi. 2011. “Kadar Air Metode Azeotroph dan Oven”. Diakses dari
www.blogspot.com pada 01 April 2015 jam
21:22 AM
thank you boss the article really helped us, we wait for the boss's inspiration again. thank you
BalasHapusErogan
Erogan Asli
Erogan Original
Obat Erogan
Jual Obat Erogan
Agen Obat Erogan
Distributor Obat Erogan Asli
Ciri Ciri Erogan Asli
Obat Pembesar Penis Erogan
Erogan Di Bandung
Ciri Ciri Titan Gel Asli
Ciri Titan Gel Asli
Manfaat Dan Khasiat Titan Gel
Efek Samping Titan Gel
Obat Pembesar Penis
Titan Gel
Titan Gel Asli
Titan Gel Di Bandung
thank you boss the article really helped us, we wait for the boss's inspiration again. thank you
BalasHapusjual obat sipilis
jual obat sipilis di bandung
obat kencing nanah
obat raja singa
obat sipilis
obat sipilis bandung
obat sipilis di bandung
obat sipilis di bogor
obat sipilis di cimahi
obat sipilis di jogja
obat sipilis di medan
obat sipilis di pangkal pinang
obat sipilis di semarang
obat sipilis di soreang
obat sipilis di surabaya