Sabtu, 18 April 2015

Pengeringan

ACARA III
PENGERINGAN

A.  TUJUAN
Untuk  mengetahui pengaruh pengeringan terhadap massa dan sifat fisik bahan serta menggambarkan laju evaporasi.

B.   DASAR TEORI
Pengeringan merupakan proses penurunan kadar air bahan sampai mencapai kadar air tertentu sehingga dapat memperlambat laju kerusakan produk akibat aktivitas biologi dan kimia. Pengeringan pada dasarnya merupakan proses perpindahan energy yang digunakan untuk menguapkan air yang berada dalam bahan, sehingga mencapai kadar air tertentu agar kerusakan bahan pangan dapat diperlambat. Kelembapan udara pengering harus memenuhi syarat yaitu sebesar 55 – 60% . Perpanjangan daya simpan terjadi karena aktivitas mikroorganisme dan enzim menurun sebagai akibat jumlah air yang dibutuhkan untuk aktivitasnya tidak cukup. Proses pengeringan bukan merupakan proses sterilisasi. Produk yang sudah dikeringkan harus dijaga supaya kadar airnya tetap rendah. Pengeringan adalah proses pengeluaran air atau pemisahan air dalam jumlah yang relative kecil dari bahan dengan menggunakan energi panas (Pinem, 2004).
Pengeringan adalah suatu metode untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian besar air dari suatu bahan melalui penerapan energi panas. Pengeringan dapat dilakukan dengan memanfaatkan energi surya (pengeringan alami) dan dapat juga dilakukan dengan menggunakan peraiatan khusus yang digerakkan dengan tenaga listrik. Proses pengeringan bahan pangan dipengaruhi oleh luas permukaan bahan pangan, suhu pengeringan, aliran udara, tekanan uap air dan sumber energi yang digunakan serta jenis bahan yang akan dikeringkan. Nilai gizi makanan yang kering akan lebih rendah jika dibandingkan dengan makanan yang segar. Pengeringan akan menyebabkan tejadinya perubahan warna, tekstur dan aroma bahan pangan. Pada umunmya bahan pangan yang diikeringkan akan mengalami pencoklatan (browning) yang disebabkan oleh reaksi-reaksi non-enzimatik. Pengeringan menyebabkan kadar air bahan pangan menjadi rendah yang juga akan menyebabkan zat-zat yang terdapat pada bahan pangan seperti protein, lemak, karbohidrat dan mineral akan lebih terkonsentrasi. Vitamin - vitamin yang terdapat dalam bahan pangan yang dikeringkan akan mengalami penurunan mutu, hal ini disebabkan karena ada berberapa vitamin yang tidak tahan terhadap suhu tinggi. Proses pengeringan yang berlangsung pada suhu yang sangat tinggi akan menyebabkan terjadinya case hardening, yaitu bagian permukaan bahan pangan sudah kering sekali bahkan mengeras sedangkan bagian dalamnya masih basah (Rosdaneli, 2008).Hasil dari proses pengeringan adalah bahan kering yang mempunyai kadar air setara dengan kadar air keseimbangan udara (atmosfir) normal atau setara dengan nilai aktivitas air (aw) yang aman dari kerusakan mikrobiologis, enzimatis dan kimiawi. Pengertian proses pengeringan berbeda dengan proses penguapan (evaporasi). Proses penguapan atau evaporasi adalah proses pemisahan uap air dalam bentuk murni dari suatu campuran berupa larutan (cairan) yang mengandung air dalam jumlah yang relatif banyak. Meskipun demikian ada kerugian yang ditimbulkan selama pengeringan yaitu terjadinya perubahan sifat fisik dan kimiawi bahan serta terjadinya penurunan mutu bahan (Astutik, 2008)
Bahan pangan yang dihasilkan dari produk-produk pertanian pada umumnya mengandungkadar air. Kadar air tersebut apabila masih tersimpan dan tidak dihilangkan, maka akan dapat mempengaruhi kondisi fisik bahan pangan. Contohnya, akan terjadi pembusukan dan penurunan kualitas akibat masih adanya kadar air yang terkandung dalam bahan tersebut. Pembusukan terjadi akibat dari penyerapan enzim yang terdapat dalam bahan pangan oleh jasad renik yang tumbuh dan berkembang biak dengan bantuan media kadar air dalam bahan pangan tersebut. Mikroorganisme membutuhkan air untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya. Jika kadar air pangan dikurangi, pertumbuhan mikroorganisme akan diperlambat. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan adanya suatu proses penghilangan atau pengurangan kadar air yang terdapat dalam bahan pangan sehingga terhindar dari pembusukan ataupun penurunan kualitas bahan pangan. Salah satu cara sederhananya adalah dengan melalui proses pengeringan. Pengeringan merupakan tahap awal dariadanya pengawetan. Pengeringan akan menurunkan tingkat aktivitas air (Water Activity) atau Aw yaitu jumlah air yang dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya), berat dan volume pangan (Sri Mulia, 2008).

C.    ALAT DAN BAHAN
·      Pisau
·      Talenan
·      Baskom
·      Tampah
·      Kunyit
·      Jahe


D.   CARA KERJA
1.       Timbanglah bahan tersebut dengan menggunakan neraca analitik
2.      Sampel dirajang masukkan bahan – bahan tersebut kedalam Loyang aluminium
3.   Masukkan loyang aluminium yang telah berisi bahan-bahan tersebut kedalam oven pada suhu 60o C
4.       Timbanglah bahan tersebut setiap harinya selama 3 hari
5.    Amati perubahan fisik dari bahan-bahan tersebut meliputi warna, kekerasan, dan kilap setiap hari selama 3 hari
6.     Lakukan cara kerja pertama untuk bahan-bahan yang akan dikeringkan dengan sinar matahari.
7.      Hitunglah kadar air sampel

E.   HASIL PENGAMATAN
Sampel         : Kunyit
Sifat
Hari ke- (Pengeringan Matahari)
Hari ke- (pengeringan dengan oven 600C)
0
1
2
3
0
1
2
3
Berat (g)
150
18,28
16,04
17,70
150
14,31
14,20
14,19
Warna
Kuning tua
Kuning tua
Kuning tua
Kuning tua
Kuning tua
Kuning tua
Kuning tua
Kuning tua
Aroma
Harum
Berubah
Berubah
Berubah
Khas cabai
Berubah
Berubah
Berubah
Tekstur
Kasar
Mengerut cenderung menjadi kasar
Mengerut cenderung menjadi kasar
kasar
halus
Mengerut cenderung menjadi kasar
Mengerut cenderung menjadi kasar
kasar
Susut Bobot
-
0,015
0,035
0,055
-
0,025
0,040
0,065
Rendemen
-
1,15%
2,69%
4,23%
-
1,92%
3,08%
5 %

Sampel         : Jahe
Sifat
Hari ke- (Pengeringan Matahari)
Hari (pengeringan dengan oven 600 C)
0
1
2
3
0
1
2
3
Berat (g)
200
21,99
20
19,86
150
12,05
11,80
14,20
Warna
Putih kekuningan
Kuning muda
Kuning muda cnderung kcokltan
Kuning muda cnderung kcokltan
Kuning mengkilat
Kuning muda cnderung kcokltan
Kuning muda cnderung kcokltan
Kuning muda cnderung kcokltan
Aroma
wangi
wangi
wangi
wangi
wangi
wangi
wangi
wangi
Tekstur
halus
mengerut
mengerut
kasar
halus
mengerut
mengerut
kasar
Susut Bobot (gr)
-
40
100
130
-
60
110
140
Rendemen
-
5,71%
14,29%
18,57%
-
8,57%
15,71%
20,00%

F.   PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel hasil pengamatan menunjukan bahwa :
1.     Kunyit
a.   Berat
1)     Dijemur di matahari
Berat kunyit yang dikeringkan dengan cara dijemur dimatahari mengalami perubahan, pada hari 1 = 18,28 gram; hari ke 2 : 16,34 gram; hari ke 3 : 17,70 gram.
2)    Di oven
Berat kunyit yang dikeringkan dengan cara dijemur dimatahari mengalami perubahan, pada hari 1 = 14,31gram; hari ke 2 : 14,20 gram; hari ke 3 : 14,19 gram.
b.   Warna
kunyit yang dikeringkan dengan cara dijemur di matahari dan di oven sama sama mengalami perubahan warna mulai dari pertama hingga hari ketiga, warna berubah dari kuning tua menjadi kuning kecoklatan.
c.    Aroma
Aroma kunyit mengalami perubahan dari aroma yang tajam menjadi tidak
d.   Tekstur
Tekstur kunyit berubah dari lunak menjadi mengerut dan pada hari yang ke tiga menjadi kasar karena kekeringan.
e.    Susut Bobot
Rumus :
Susut bobot = berat awal – berat akhir
1)     Dijemur di matahari
a)   Pengamatan hari ke 1
Susut bobot = 1,3 – 1,285 = 0,015 gr
b)   Pengamatan hari ke 2
Susut bobot = 1,3 – 1,265 = 0,035 gr
c)    Pengamatan hari ke 3
Susut bobot = 1,3 – 1,245 = 0,055 gr
2)    Di oven
a)   Susut bobot hari ke 1
Susut bobot = 1,3 – 1,275 = 0,025 gr
b)   Susut bobot hari ke 2
Susut bobot = 1,3 – 1,260 = 0,040 gr
c)    Susut bobot hari ke 3
Susut bobot = 1,3 – 1,235 = 0,065 gr
f.     Rendemen
Rumus :
 Susut bobot
Rendemen = --------------- x 100%
  Berat awal
1)     Dijemur di matahari
a)   Rendemen hari ke 1
0,015
R = -----------x100%
   1,300
 = 1,15%

b)   Rendemen hari ke 2
0,035
R = -----------x100%
   1,300
 = 2,69 %
c)    Rendemen hari ke 3
0,055
R = -----------x100%
   1,300
 =  4,23 %

2)    Di oven

g.   Pengukuran kadar air kunyit
1)     Dijemur di matahari
Berat botol timbang      : ----  g
Berat sampel basah      : 150 g
Berat sampel kering      : 17,70 g
Rumus     :
Berat awal – berat akhir
Kadar air =  ---------------------------- x 100%
       Berat bahan
    1300 - 1245
=  -------------------- x 100%   = .......%
..............
Kadar Air                                    : ----%
2)    Di oven
Berat botol timbang      : ----  g
Berat sampel basah      : 1300 g
Berat sampel kering      : 1245 g
Rumus     :
Berat awal – berat akhir
Kadar air =  ---------------------------- x 100%
       Berat bahan
    1300 - 1245
=  -------------------- x 100%   = .......%
Kadar Air = .....%

h.   Pengukuran kadar air jahe
1)     Dijemur di matahari
Berat botol timbang      : ----  g
Berat sampel basah      : 200g
Berat sampel kering      : 19,86 g
Rumus     :
Berat awal – berat akhir
Kadar air =  ---------------------------- x 100%
       Berat bahan
    1300 - 1245
=  -------------------- x 100%   = .......%
Kadar Air                                    : ----%
2)    Di oven
Berat botol timbang      : ----  g
Berat sampel basah      : 150 g
Berat sampel kering      : 14,20 g
Rumus     :
Berat awal – berat akhir
Kadar air =  ---------------------------- x 100%
       Berat bahan
    1300 - 1245
=  -------------------- x 100%   = .......%
..............
Kadar Air = .....%

H.   KESIMPULAN
Pengeringan dapat dilakukan dengan memanfaatkan energi surya (pengeringan alami) dan dapat juga dilakukan dengan menggunakan peralatan khusus yang digerakkan dengan tenaga listrik. Proses pengeringan bahan pangan dipengaruhi oleh luas permukaan bahan pangan, suhu pengeringan, aliran udara, tekanan uap air dan sumber energi yang digunakan serta jenis bahan yang akan dikeringkan.

I.     DAFTAR PUSTAKA
Lisa Kitinoja dan Adel A. Kader. 2003. Praktik-praktik Penanganan Pascapanen
Skala Kecil”: Manual untuk Produk Hortikultura (Edisi ke 4) (diterjemahkan
oleh I made S. Utama). Denpasar – Bali: University of California. Davis
Postharvest Technology Research and Information Center.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar