Sabtu, 18 April 2015

Grading Jagung

ACARA VII
GRADING JAGUNG

A.  TUJUAN
Tujuan pratikum adalah untuk  melakukan pengkelasan (grading) mutu jagung berstandar   SNI.

B.   DASAR TEORI
Jagung merupakan komoditas penting dalam Industri pangan, kimia maupun industry manufaktur. Di Indonesia jagung juga merupakan makanan pokok utama yang memiliki kedudukan penting setelah beras. Usaha pengembangan jagung harus didukung oleh Industri pasca panen sehingga mampu menciptakan keuntungan yang sebenarnya secara bisnis. salah satunya adalah dengan membuat produk olahan berbasis jagung yang mempunyai umur simpan yang lama (Almazni. 2012).
Menurut Almazni (2012) Keberhasilan pengembangan jagung kini tidak hanya ditentukan oleh tingginya produktivitas saja namun juga melibatkan kualitas dari produk. Agar komoditas tersebut mampu bersaing dan memiliki keunggulan kompetitif, agar dihasilkan mutu jagung yang baik maka teknik pasca panennya pun harus lebih diperhatikan dan ditangani lebih baik.
Peroses pasca panen jagung  diantaranya meliputi.    
1.        Pemipilan dengan tangan .
2.      Pemipilan dengan mesin.
3.      Penjemuran jagung setelah dipipil.
4.      Proses sortasi dan grading.
5.      Penyimpanan jagung yang sudah disortasi.
6.      Pengiriman jagung pipilan untuk diekspor.
7.       Pengolahan jagung
Menurut Almazni (2012) Penanganan pasca panen secara garis besar dapat meningkatkan daya gunanya sehingga bermanfaat bagi kesejahteraan manusia. Hal ini dapat ditempuh dengan cara mempertahan kan kesegaran atau mengawetkannya dalam bentuk asli maupun olahan sehingga dapat tersedia sepanjang waktu sampai ketangan konsumen dalam kondisi yang dikehendaki konsumen.
Menurut Almazni (2012) Persyaratan mutu jagung untuk perdagangan menurut SNI dikelompokan menjadi dua bagian yaitu persyaratan kualitatif dan kuantitatif yang meliputi .
1.        Produk harus terbebas dari hama dan penyakit.
2.      Produk terbebas dari bau busuk maupun zat kimia lainnya ( berupa  asam ).
3.      Produk harus terbebas dari bahan dan sisa – sisa pupuk maupun pestisida.
4.      Memiliki suhu normal.
Table 1. SNI jagung pipilan : SNI no 01- 3920 -1995
No
Jenis uji
satuan
Persyaratan umum


%
Mutu # 1
Mutu # 2
Mutu # 3
Hasil
1.
Kadar air
%
Maks 14
Maks 14
Maks 15
9,36 %
2.
Butir rusak
%
Maks  2
Maks  4
Maks  6
0,8  %
3.
Butir warna lain
%
Maks  1
Maks  3
Maks  7
0,4  %
4.
Butir pecah
%
Maks  1
Maks  2
Maks  3
0, 4  %
5.
Kotoran
%
Maks  1
Maks   1
Maks   2
0,4  %

C.   ALAT DAN BAHAN
1.        Alat
Alat yang digunakan wadah 2 buah, timbangan analitik, oven, botol timbangan,
2.      Bahan
Bahan yang digunakan jagung 500 gr + kurang lebih 20 geram untuk uji kadar air.

D.   CARA KERJA
1.        Timbanglah 500 gr jagung pipil
2.      Pisahkan dan hitunglah jumlah butir utuh, warna lain, rusak, dan pecah.
3.      Pisahkan pula kotoran yang ada pada jagung pipilan ( jika ada ).
4.      Timbanglah butir utuh, warna lain, rusak dan pecah yang sudah dipisahkan
5.      Hitunglah persentase berat bagus dan rusak dengan persamaan
% berat utuh = berat bagus/ berat awal bahan x 100%
% berat rusak =  berat rusak/ berat awal bahan x 100%
% berat pecah = berat pecah / berat awal bahan x 100 %
% berat warna lain = berat warna lain berat awal bahan x 100%
% berat kotoran = berat kotoran / berat awal  bahan x 100%
6.      Lakukan analisa dan ambil kesimpulan
Perhitungan kadar air menggunakan metode oven pengering 1050c ( 3x ulangan )
1.        Timbang botol timbangan + tutupnya ( 2 angka dibelakang koma 0
2.      Masukan jagung sebanyak 2 gram ( catat teliti hingga 2 angka dibelakang koma )
3.      Botol timbang dan jagung dioven selama 24 jam atau hingga berat akhir konstan
4.      Keluarkan botol timbang dan sampel. Masukan ke desikator selama 1 jam setelah itu sampel kering + botol timbang.
Kadar air = ( ms1 – ms2 / ms1- ms ) x 100%
Diketahui :
Ms (berat botol timbang dan tutup), ms1 ( berat botol timbang + tutup + sampel sebelum dikeringkan, ms2 ( berat botol timbang + tutup + sampel sesudah dikeringkan

E.   HASIL
Dari praktikum yang dilakukan diperoleh hasil yaitu :
No
Jenis uji
%
 Hasil perhitungan
1.         
Kadar air
9,42 %
( ms1 – ms2 / ms1- ms ) x 100%
Ulangan 1
(57,71-57,51/57,71-55,63) x 100%   = 9,42%
Ulangan 2
(49,82-49,62/49,82-47,72) x 100%   = 9,41%
Rata-rata = (9,42 + 9,41) / 2 = 9,42%
2.       
Butir rusak
0,8   %
4/ 500 x 100 = 0,8 %
3.       
Butir utuh
98,2  %
491/ 500 x 100 = 98,2 %
4.       
Butir warna lain
0,4     %
2/500 x 100  = 0,4  %
5.       
Butir pecah
 -

6.       
Kotoran
0,4  %
2/ 500 x 100  = 0,4  %

1.        Kadar air          = Kadar air = ( ms1 – ms2 / ms1- ms ) x 100%
Ms (berat botol timbang dan tutup), ms1 ( berat botol timbang + tutup + sampel sebelum dikeringkan, ms2 ( berat botol timbang + tutup + sampel sesudah dikeringkan
( ms1 – ms2 / ms1- ms ) x 100%
Ulangan 1
(57,71-57,51/57,71-55,63) x 100%   = 9,42%
Ulangan 2
(49,82-49,62/49,82-47,72) x 100%   = 9,41%
Rata-rata = (9,42 + 9,41) / 2 = 9,42%
2.      Berat utuh           = berat bagus/ berat awal bahan x 100 %
                                  = 500/ 500 x 100 %
                                  =  100 %
3.      Berat rusak          = berat rusak / berat awal bahan x 100 %
                            = 0,8 / 500  x 100 %
                            = 0, 16 %
4.      Berat pecah         = berat pecah / berat awal bahan x 100 %
                            = 0, 4 / 500 x 100 %
                            = 0,08 %
5.      Berat warna lain = berat warna lain / berat awal bahan x 100 %
                            = 0,4 / 500 x 100 %
                            = 0,08 %
6.      Berat kotoran      = berat kotoran / berat awal bahan x 100 %
                            = 0,4 / 500 x 100 %
                            = 0.08 %

F.   PEMBAHASAN
Dari pelaksanaan praktikum diperoleh hasil perbandingan yang menyatakan sampel praktikum termasuk pada mutu 1 yang dapat dilihat pada tabel berikut :
No
Jenis uji
satuan
Persyaratan umum


%
Hasil Praktikum
Mutu # 1
1.
Kadar air
%
9,36
Maks 14
2.
Butir rusak
%
0,8
Maks  2
3.
Butir warna lain
%
0,4 
Maks  1
4.
Butir pecah
%
0, 4 
Maks  1
5.
Kotoran
%
0,4 
Maks  1

Hal ini dilakukan dengan cara melakukan penimbangan terhadap jagung tersebut, dimana timbangan jagung dengan berat 500 gram jagung pipil, kemudian dilakukan pemisahan dan hitungan jumlah butir yang utuh, warna lain, yang rusak, dan jagung yang pecah dipisahkan dari yang baik. kemudian dilakukan juga pemisahan kotoran yang ada pada pipilan jagung dan melakukan perhitungan persentase berat bagus dan rusak . tujuannya adalah untuk melakukan pengkelasan (grading) mutu jagung yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).
Terdapat 2 (dua) standar faktor penentu mutu yaitu faktor kualitatif dan faktor kuantitatif.
1.        Faktor penentu mutu kuantitatif, meliputi berbagai item antara lain sebagai berikut:
a.      Hama: banyaknya hama (hidup) yang telah ditemukan dalam sample kotoran dan benda-benda asing: penelitian terhadap benda-benda yang ada dalam sample seperti butir pecah atau retak, sisa tanaman, batu, tanah dan bijian lain
b.      Kadar air: penelitian terhadap kadar air yang terdapat pada jagung yang dinyatakan dengan persentase, sedang terhadap bobot komoditas jagung berdasarkan.
c.      Butir pecah: butir komoditas jagung sehat yang menjadi pecah selama perlakuan berukuran sama atau lebih besar atau lebih kecil dari 6/10 butir utuh.
d.      Butir retak: butir-butir komoditas jagung yang menjadi retak selama perlakuan.
e.      Butir rusak: butir – butir komoditas jagung yang kerusakannya karena berubah warna / bentuk, busuk (berbau tidak disukai),kerusakan ikrobiologis/ biologis, kimiawi, fisis atau enszimatis dan berkecambah.
2.      Faktor penentu mutu kualitatif, dalam hal ini ada suatu statemen yang menyatakan sebagai berikut :
a.      Biji jagung benar-benar harus bebas dari gejala atau tanda-tanda terdapatnya Bahan Kimia yang membahayakan, baik secara organoleptis maupun secara visual.
b.      Biji jagung harus benar – benar bebas dari hama dan penyakit
c.      Biji jagung harus benar – benar bebas dari bau apek, busuk, atau masam dan bau asing lainnya.

G.     KESIMPULAN
Jagung sampel pengamatan termasuk dalam katagori mutu 1karena seluruh kriteria dapat terpenuhi.Hal ini dapat dilihat seperti pada tabel berikut :
No
Jenis uji
satuan
Persyaratan umum


%
Hasil Praktikum
Mutu # 1
1.
Kadar air
%
9,36
Maks 14
2.
Butir rusak
%
0,8
Maks  2
3.
Butir warna lain
%
0,4 
Maks  1
4.
Butir pecah
%
0, 4 
Maks  1
5.
Kotoran
%
0,4 
Maks  1

H.   DAFTAR PUSTAKA
Almazni. 2012. “Proses Pasca Panen Tanaman Jagung”. Diakses dari www.blogger.blogspot.com pada 20 Maret 2015


Tidak ada komentar:

Posting Komentar