ACARA IV
PELILINAN
A. TUJUAN
1.
Agar dapat
mengetahui pengaruh pelilinan terhadap penyimpanan buah.
2. Agar agar mahasiswa mampu melakukan pelilinan pada
buah-buahan.
B. DASAR TEORI
Penyimpanan dengan cara
pelapisan lilin betujuan untuk menutupi pori-pori kulit buah sehingga dapat
menghambat/ menekan laju proses respirasi dan transpirasi yang terjadi pada
buah. Buah pisang yang hendak disimpan diberi lapisan lilin dengan cara
dicelupkan kedalam larutan lilin. Tebal tipisnya lapisan lilin berpengaruh
terhadap daya simpan buah. Pelapisan yang terlalu tebal akan menyebabkan buah
menjadi cepat rusak karena seluruh pori-pori kulit buah tertutup sehingga
menjadi respirasi anaerob yang menyebabkan kerusakan (Cahyono 2009).
Pelilinan selain untuk
memperbaiki penampilan kulit buah, pelilinan bertujuan untuk memperpanjang daya
simpan, mencegah susut bobot buah, menutup luka atau goresan kecil, mencegah
timbulnya jamur, mencegah busuk dan mempertahankan warna.
Lilin (wax) yang digunakan
untuk pelapisan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu: tidak mempengaruhi
bau dan rasa buah, cepat kering, tidak lengket, tidak mudah pecah, mengkilap
dan licin, tipis, tidak mengandung racun, harga murah dan mudah diperoleh.
Biasanya, buah tersebut dilapisi dengan sejenis lilin ini akan menghambat
penguapan saat proses pembusukan buah. Lapisan lilin biasanya ditemui pada buah
impor seperti jeruk, apel, pear, mangga (Anis 2009)
Perawatan lilin menunjukkan
lilin yang melambat pelunakan buah proses serta degradasi pektin. Pengobatan
lilin secara signifikan dapat menurunkan intern pencoklatan dan gejala sifat
tepung daging nanas buah-buahan. Perawatan dengan lilin juga menghasilkan
perubahan dalam penurunan berat badan. Penurunan berat badan Buah terutama
terkait dengan respirasi dan penguapan kelembaban melalui kulit. Lilin
bertindak sebagai hambatan, sehingga membatasi perpindahan air dan melindungi
kulit buah dari luka pada kulit (Hu et.al 2011).
Pelilinan dapat mencegah
kehilangan air 30 – 50 % dari kondisi umum. Tebal lapisan lilin harus seoptimal
mungkin. Jika lapisan terlalu tipis maka usaha dalam menghambatkan respirasi
dan transpirasi kurang efektif. Dengan konsentrasi lilin yang semakin tinggi
menutupi permukaan buah maka kehilangan air akibat transpirasi dapat dicegah
sehingga persentase susut bobot kecil. Semakin tinggi konsentrasi lilin
mengakibatkan semakin kecilnya rongga udara sehingga proses respirasi dan
oksidasi semakin lambat dan proses degradasi klorofil terhambat, dengan
demikian perubahan warna buah semakin lambat (Andi 2013).
C. ALAT DAN BAHAN
·
Beaker glass
·
Gelas ukur
·
Panci
·
Kompor
·
Timbangan analitik
·
Kuas
·
Pengaduk Kaca
·
Termometer
|
·
Lilin lebah
·
Parafin
·
Akuades
·
Asam Oleat
·
TEA
·
Apel
·
Sterofoem
·
Wrapping Plastic
|
D. CARA KERJA
1.
Siapkan alat dan
bahan
2.
Bersihkan
buah-buahan yang akan dilapisi lilin
3.
Timbang buah
yang akan diberi lapisan lilin
4.
Buat emulsi
lilin 6 % . Emulsi lilin 6 % : lilin lebah / parafin 60 gram
dipanaskan sampai mencair, matikan api, tambahkan TEA 20 ml dan asam oleat 10
ml, aduk-aduk sampai rata. Panaskan diatas api sedang, masukan 910 ml akuades
sambil diaduk. Setelah larutan tercampur rata, dinginkan hingga suhu di bawah
270C
5.
Setelah lilin
dingin atau di bawah 270C,
lakukan pelilinan pada buah menggunakan kuas sampai rata, setelah itu buah
dikeringanginkan , kemudian ditimbang untuk mengetahui berat lapisan lilin
6.
Buah yang telah
dilapisi lilin dikemas menggunakan plastik wrap, disimpan di suhu kamar dan
suhu dingin
7.
Setelah 1 minggu
buah diamani lagi berat, penampakan , tekstur , bentuk dan rasanya. Bandingkan dengan
pengukuran awal sebelum diberi perlakuan.
E. HASIL
Pengamatan
Sampel : Jeruk
Sifat
|
Keadaan
awal sebelum dilakukan pelilinan
|
H0
setelah setelah dilakukan pelilinan
|
||||||||||
K1
|
K2
|
P1
|
P2
|
P3
|
P4
|
K1
|
K2
|
P1
|
P2
|
P3
|
P4
|
|
Berat
|
104,5
|
97,8
|
99,90
|
99,33
|
93,06
|
82,78
|
104,5
|
97,8
|
99,91
|
99,34
|
93,06
|
82,78
|
Warna
|
Kuning
|
Kuning
|
Kuning
|
Kuning
|
Kuning
|
Kuning
|
Kuning
|
Kuning
|
Kuning
|
Kuning
|
Kuning
|
Kuning
|
Aroma
|
Aroma khas
|
Aroma khas
|
Aroma khas
|
Aroma khas
|
Aroma khas
|
Aroma khas
|
Aroma khas
|
Aroma khas
|
Aroma khas
|
Aroma khas
|
Aroma khas
|
Aroma khas
|
Kesegaran
|
Segar
|
Segar
|
Segar
|
Segar
|
Segar
|
Segar
|
Segar
|
Segar
|
Segar
|
Segar
|
Segar
|
Segar
|
Tekstur
|
Keras
|
Keras
|
Keras
|
Keras
|
Keras
|
Keras
|
Keras
|
Keras
|
Keras
|
Keras
|
Keras
|
Keras
|
Rasa
|
Manis
|
Manis
|
Manis
|
Manis
|
Manis
|
Manis
|
Manis
|
Manis
|
Manis
|
`Manis
|
Manis
|
Manis
|
Sifat
|
Minggu
ke - 1
|
|||||
K1
|
K2
|
P1
|
P2
|
P3
|
P4
|
|
Berat
|
102,62
|
97,39
|
99,03
|
98,54
|
90,85
|
82,28
|
Warna
|
Kuning
|
Hijau
|
Kuning
|
Hijau
|
Coklat
|
Hijau Kuning
|
Aroma
|
Khas
apel
|
Khas
apel
|
Khas apel
|
Khas Apel
|
Asam
|
Segar
|
Kesegaran
|
Segar
|
Segar
|
Segar
|
Ada Kerutan
|
Asam
|
|
Tekstur
|
Bagus
|
Bagus
|
Berubah
|
Berubah
|
|
|
Rasa
|
Manis
|
Manis
|
Kecut
|
Kecut
|
|
|
Keterangan :
1.
Kontrol 1 : Tanpa lilin suhu ruang
2.
Kontrol 2 : Tanpa lilin suhu dingin
3.
Perlakuan 1 : Parafin 6 % -
suhu ruang
4.
Perlakuan 2 : Parafin 6 % -
suhu dingin
5.
Perlakuan 3 : Lilin lebah 6
% suhu ruang
6.
Perlakuan 4 : Lilin lebah 6
% suhu dingin
F.
PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel hasil pengamatan setelah 2 minggu
menunjukan bahwa :
1. Berat buah apel tidak
berubah
2. Warna :
a. Buah apel yang berada dalam kulkas
tidak berubah, sedangkan pada suhu ruang cenderung berubah menjadi hijau pucat
b. Buah jeruk yang berada dalam
kulkas tidak berubah, sedangkan pada suhu ruang cenderung berubah menjadi
kuning pucat
3. Aroma :
a. Buah apel yang berada dalam
kulkas tidak berubah, sedangkan pada suhu ruang cenderung berubah menjadi bau
busuk.
b. Buah jeruk yang berada dalam
kulkas tidak berubah, sedangkan pada suhu ruang cenderung berubah menjadi bau
busuk.
4. Kesegaran
a. Buah apel yang berada dalam
kulkas tidak berubah, sedangkan pada suhu ruang cenderung berubah.
b. Buah jeruk yang berada dalam
kulkas tidak berubah, sedangkan pada suhu ruang cenderung berubah.
5. Tekstur
a. Buah apel yang berada dalam
kulkas tidak berubah, sedangkan pada suhu ruang cenderung berubah dimana kulit
menjadi kerut dan buah menjadi lembek.
b. Buah jeruk yang berada dalam
kulkas tidak berubah, sedangkan pada suhu ruang cenderung berubah kulit menjadi
kerut dan buah menjadi lembek.
6. Rasa
a. Buah apel yang berada dalam
kulkas tidak berubah tetap manis, sedangkan pada suhu ruang cenderung berubah
menjadi kecut.
b. Buah jeruk yang berada dalam
kulkas tidak berubah, sedangkan pada suhu ruang cenderung berubah menjadi
hambar.
G.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan pelilinan pada buah
apel dan jeruk menunjukan bahwa penyimpanan pada suhu dingin (kulkas) mampu
menjaga buah lebih tahan lama dibandingkan dengan suhu ruang.
H.
PUSTAKA
Puspojati, Endah, dkk. 2014.
Petunjuk Praktikum PTHP, STPP Jurluhtan Yogyakarta (untuk kalangan sendiri)
Puspojati, Endah. 2014.
Materi Kuliah PTHP, STPP Jurluhtan Yogyakarta (untuk kalangan sendiri)
Apandi, Muhidin. 1984. Teknologi Buah dan Sayuran. Bandung : Penerbit Alumni
Handayani. 1994. Pasca Panen Hasil Pertanian. Surakarta : Sebelas Maret University Press.
J.C. casinos and their employees working at
BalasHapusJ.C. casinos and 군산 출장샵 their employees working at J.C. casinos and their employees working at J.C. casinos and their employees working at J.C. casinos and their employees working 여주 출장샵 at J.C. casinos and their employees working at J.C. casinos and their employees working at J.C. casinos and their employees working at J.C. casinos and their employees working at J.C. casinos and their 익산 출장샵 employees working at J.C. casinos and their employees working at J.C. casinos and their employees working at J.C. casinos and their employees working at J.C. casinos and employees working at J.C. resorts and 천안 출장마사지 casinos and employees working at J.C. Casinos and 평택 출장안마 employees working at J.C. casinos and employees working at J.C. casinos and employees who have a gambling problem? — What are the