Sabtu, 18 April 2015

Grading Jahe

ACARA VIII
GRADING JAHE  SEGAR

A.  TUJUAN
Tujuan praktikum adalah
1.        Melakukan pencucian jahe segar menggunakan air mengalir
2.      Pengkelasan jahe sesuai standar mutu
3.      Menghitung kadar air jahe segar

B.   DASAR TEORI
Sortasi pada bahan segar pada jahe dilakukan untuk memisahkan rimpang dari kotoran berupa tanah, sisa tanaman, dan gulma. Setelah selesai, timbang jumlah hasil penyortiran dan tempatkan dalam wadah plastik untuk pencucian. Pencucian dilakukan dengan air bersih, bila perlu disemprot dengan air bertekanan tinggi. Amati air bilasannya dan jika masih terlihat kotoran lakukan pembilasan sekali atau dua kali lagi. Hindari pencucian yang terlalu lama agar kualitas dan senyawa aktif yang terkandung didalamnya tidak larut dalam air.
Pemakaian air sungai harus dihindari karena dikhawatirkan telah tercemar kotoran dan banyak mengandung bakteri/ penyakit. Setelah pencucian selesai, tiriskan dalam tray/wadah yang berlubang-lubang agar sisa air cucian yang tertinggal  dapat dipisahkan, setelah itu tempatkan dalam plastik/ ember.
Jika perlu proses peranjangan, dilakukan dengan pisau stainless steel dan alasi bahan yang akan diranjang dengan talenan. Peranjangan rimpang dilakukan melintang dengan ketebalan kira-kira 5 m- 7 m. Setelah peranjangan, timbang hasil dan taruh dalam wadah plastik atau ember. Peranjangan dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin pemotong.
Pengeringan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan sinar mata hari atau alat pemanas/oven. Pengeringan rimpang dilakukan 3-5 hari, atau setelah kadar air dibawah 8%. Pengeringan dengan sinar mata hari dilakukan diatas tikar atau rangka pengering, plastik rimpang tidak saling menumpuk. Selama pengeringan harus dibolak-balik kira-kira setiap 4 jam sekali agar pengeringan merata. Lindungi rimpang tersebut dari air, uadara yang lembab dan bahan-bahan sekitarnya yang bisa mengkontaminasi.
Setelah bersih, rimpang yang kering dikumpulkan dalam wadah kantong plastik atau karung yang bersih dan kedap udara (belum pernah dipakai sebelumnya). Berikan label yang  jelas pada wadah tersebut, yang menjelaskan nama bahan, bagiaan dari tanaman itu, nomor/kode produksi, nama/alamat penghasil, berat bersih dan metode penyimpanannya. Kondisi gudang harus dijaga agar tidak lembab dan suhu tidak melebihi 30oC dan gudang harus memiliki ventilasi baik dan lancar, tidak bocor, terhindar dari kontaminasi bahan lain yang menurunkan kualitas bahan yang bersangkutan, memiliki penerangan yang cukup (hindaari dari mata hari langsung), serta berasih dan terbebas dari hama gudang.

C.   ALAT DAN BAHAN
1.        Wadah 2 buah
2.      Kran air
3.      Jahe
4.      Kipas angin
5.      Botol timbang
6.      Oven
7.       Desikator
8.      Timbangan digital

D.   CARA KERJA
1.        Timbang 1 kg jahe segar
2.      Cuci menggunakan air mengalir sampai bersih
3.      Kering anginkan
4.      Amati kondisi fisik jahe
5.      Klasifikasikan kedalam berbagai mutu sesuai standar
6.      Hitung kadar air yang menggunakan metode oven

E.   HASIL
Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel 1 berikut :
Tabel 1 Hasil Pengamatan
No
Indikator Uji
Mutu
1
Berat Rimpang
68,21 gr
2
Telur Nematoda
-
3
Rimpang Luka
40%
4
Pengotor
2%
5
Jamur
50%
6
Kadar Air
91,27%

Dari tabel 1 dibandingkan dengan standar perdagangan, mutu rimpang jahe segar kategorinya sebagai berikut.
Pengkelasan jahe segar
1.        Mutu I: bobot 250 g/rimpang, kulit tidak terkelupas, tidak terdapat benda asing dan pengotoran dan tidak berjamur
2.      Mutu II: bobot 150-249 g/rimpang, kulit tidak terkelupas, tidak terdapat benda asing dan pengotoran dan tidak berjamur
3.      Mutu III: bobot dibawah 150 g/rimpang atau sesuai hasil analisis, kulit yang terkelupas maksimum 10%, benda asing maksimum 35 dan kapang maksimum 10%.
Hasil pengamatan sampel tidak masuk dalam gret manapun atau tidak memenuhi kriteria SNI.

F.   PEMBAHASAN
Sortasi adalah pemisahan bahan yang sudah dibersihkan ke dalam berbagai fraksi kualitas berdasarkan karakteristik fisik (kadar air, bentuk, ukuran, berat jenis, tekstur, warna, benda asing/ kotoran), kimia (komposisi bahan, bau dan rasa ketengikan) dan biologis (jenis dan jumlah kerusakan oleh serangga, jumlah mikroba dan daya tumbuh khususnya pada bahan pertanian berbentuk bijian).
Ada dua macam proses sortasi, yaitu sortasi basah dan sortasi kering. Sortasi basah dilakukan pada saat bahan masih segar. Proses ini untuk memisahkan kotorann-kotoran atau bahan-bahan asing lainnya dari bahan simplisia. Misalnya dari simplisia yang dibuat dari akar suatu tanaman obat, maka bahan-bahan asing seperti tanah, kerikil, rumput, batang, daun, akar yang telah rusak, serta pengotoran lainnya harus dibuang. Hal tersebut dikarenakan tanah merupakan salah satu sumber mikrobia yang potensial. Sehingga, pembersihan tanah dapat mengurangi kontaminasi mikroba pada bahan obat.
Sedangkan sortasi kering pada dasarnya merupakan tahap akhir pembuatan simplisia. Tujuan untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian tanaman yang tidak diinginkan dan pengotoran lain yang masih tertinggal pada simplisia kering. Sortasi dapat dilakukan dengan atau secara mekanik.
a.   Tujuan sortasi
1)     Untuk memperoleh simplisia yang dikehendaki, baik kemurnian maupun kebersihan
2)    Memilih dan memisahkan simplisia yang baik dan tidak cacat
3)    Memisahkan bahan yang masih baik dengan bahan yang rusak akibat kesalahan panen atau serangan patogen, serta kotoran berupa bahan asing  yang mencemari tanaman obat.

b.   Bahan yang dapat disortasi
Semua simplisia baik berupa daun, batang, rimpang, korteks, buah, akar, biji, dan bunga.

c.    Batasan yang disortasi
Pada dasarnya, penyortiran bahan tanaman obat dilakukan sesuai dengan jenis simplisia yang akan digunakan. Hal tersebut dikarenakan perlakuan terhadap setiap jenis simplisia berbeda. Berikut ini adalah beberapa contoh batasan penyortiran terhadap beberapa simplisia:
1)     Simplisia daun
     Yang diambil adalah daun yang berwarna hijau muda sampai tua. Yang dibuang adalah daun yang berwarna kuning atau kecoklatan.
2)    Simplisia bunga
     Misal pada simplisia bunga srigading, yang dibuang adalah tangkai bunga dan daun yang terikut saat panen
3)    Simplisia
    Misal pada daun kopi, sortasi buah dilakukan untuk memisahkan buah yang superior (masak, bernas, seragam) dari biah inferior (cacat, hitam, pecah, berlubang dan terserang hama/penyakit). Kotoran seperti daun, ranting, tanah dan kerikil harus dibuang, karena dapat merusak mesin pengupas. Pada simplisia buah Adas, buah yang sudah kering dipisahkan dari tangkainya dengan cara memukul batang atau tangkai buah sehingga buah adas lepas
4)   Simplisia rimpang
    Biasanya, pada simplisia rimpang seringkali jumlah akar yang melekat pada rimpang terlampau besar, sehingga harus dibuang.

    Perlakuan :
1.     Pencucian
Pencucian dilakukan dengan air bersih, bila perlu disemprot dengan air bertekanan tinggi. Hindari pencucian yang terlalu lama agar kualitas dan senyawa aktif yang terkandung didalamnya tidak larut dalam air.
2.    Pengkelasan jahe sesuai standar mutu
           Pengkelasan jahe segar
ü Segar
Jahe dinyatakan segar apabila kulit jahe tampak halus/tidak mengkerut, kaku, dan mengkilat
ü Bentuk rimpang utuh    
Rimpang jahe dinyatakan utuh apabila maksimal 2 anak rimpang patah pada pangkalnya
ü Rimpang tidak bertunas
Apabila salah satu atau beberapa ujung dari rimpang telah bertunas
ü Kenampakan irisan melintang cerah
Bila diiris melintang pada salah satu rimpangnya dinyatakan cerah apabila penampangnya berwarna cerah khas jahe segar
ü Tidak ada serangga hidup, hama atau penyakit lain   
Semua organisme yang dapat dilihat dengan mata tanpa pembesaran
ü Tidak ada rimpang yang terluka/terkelupas       
rimpang yang luka pada jaringan endodermis
ü Tidak ada rimpang busuk       
Rimpang dinyatakan busuk bila terdapat bagian yang lebih lunak yang disebabkan jamur atau bakteri dari rimpang yang masih segar (umumnya berbau)
ü Tidak ada telur nematode       
Jumlah telur nematoda yang ditemukan dalam tiap gram cuplikan kering
3.    Menghitung kadar air jahe segar
Faktor- faktor yang memengaruhi kadar air bahan pangan diantaranya adalah daya simpan bahan, jenis air yang terkandung (air terikat dan air bebas), kadar air basis basah dan kadar air basis kering, aktivitas air, kelembaban mutlak dan kelembaban relatif, serta sifat fisik dari bahan.

     Perhitungan kadar air pada jahe, sebagai berikut.
48,86  -
46,97
=
1,89
x 100%
= 91,75%

48,86  -
46,80
2,0



= 90,78%





53,56 -
51,69
=
1,87
x 100%
53,56 -
51,50
      2,06





91,75% + 90,78%
= 91,27%





2


 G.   KESIMPULAN
1.        Melakukan pencucian jahe segar
Pencucian dilakukan dengan air bersih, jika perlu disemprot dengan air bertekanan tinggi. Amati air bilasannya dan jika masih terlihat kotor lakukan pembilasan sekali atau dua kali lagi. Hindari pencucian yang terlalu lama agar kualitas dan senyawa aktif yang terkandung didalam tidak larut dalam air.         Pemakaian air sungai harus dihindari karena dikhawatirkan telah tercemar kotoran dan banyak mengandung bakteri/ penyakit.

2.    Pengkelasan jahe sesuai standar mutu
No
Indicator Uji
Mutu
1
Berat Rimpang
68,21 gr
2
Telur Nematoda
-
3
Rimpang Luka
40%
4
Pengotor
2%
5
Jamur
50%
6
Kadar Air
91,27%
Keterangan.
Tingkat mutu jahe rendah (simple grade) adalah tingkat mutu gabah tidak memenuhi persyaratan tingkat mutu I, II dan III dan tidak memenuhi persyaratan kualitatif.

3.    Menghitung kadar air jahe segar
Penetapan kadar air dengan metode destilasi digunakan untuk penetapan kadar air pada bahan makanan yang banyak mengandung air, contohnya adalah rempah-rempah. Pada praktikum sampel yang digunakan adalah jahe. jahe memiliki tekstur yang agak keras sehingga tahan pada pemanasan tinggi. Sampel tersebut mengandung banyak minyak volatil, sehingga dapat dibedakan antara air dan senyawa yang volatil. Dalam metode destilasi digunakan pelarut yaitu xylene. Sampel yang akan di destilasi sebelumnya di potong terlebih dahulu ke dalam ukuran yang lebih kecil dan halus. Hal ini dilakukan agar sel-sel pada bahan akan pecah hingga keluarnya cairan dari bahan akan lebih mudah.    
Tabel hasil pengamatan dapat dilihat dibawah ini :
Hasil perhitungan.
48,86  -
46,97
=
1,89
x 100%
= 91,75%

48,86  -
46,80
2,0



= 90,78%





53,56 -
51,69
=
1,87
x 100%
53,56 -
51,50
      2,06





91,75% + 90,78%
= 91,27%





2

                                                                                      Kadar air jahe = 91,27%

H.   DAFTAR PUSTAKA
Agromaret. 2011. “Kegiatan Pasca Panen Jahe”. Diakses dari www.agromaret.com
pada 01 April 2015 jam 21:09 AM
Nisa, Evi. 2013. “Praktikum Kadar Air Metode Destilasi”. Diakses dari
www.blogspot.com pada 01 April 2015 jam 21:15 AM
Aws, Evi. 2011. “Kadar Air Metode Azeotroph dan Oven”. Diakses dari
www.blogspot.com pada 01 April 2015 jam 21:22 AM



2 komentar: